Pertemuan itu kembali
terjadi dengan dia (I), seseorang yang sempat membuat hati ini serasa berada di
taman bunga yang dipenuhi berjuta kupu-kupu cantik sedang menari dengan sayap
indahnya.
Waktu itu tanggal 24 mei 2011 di acara PENSI SMK Negeri 1 Kota Serang (Rangkaian dari pelepasan kelas 12).
Masih sama dadaku berdetak kencang, rasa canggung, senang bercampur menjadi satu paket saat kedua mataku bertatapan dengan matanya.
Tak banyak kata yang terucap dari bibirku dan bibirnya, hanya sebatas tatapan mata itu. Aku tidak mengerti mengapa rasa itu timbul dihati ini? Apa aku menyukainya? Ohhh tidak, jangan! Apabila benar terjadi, akan nada hati yang terluka.
Ya, posisi aku saat ini terjepit karena aku telah memiliki pacar. Dan hubungan ini belum genap 1 bulan, jadi tidak mungkin aku bermain nakal dengan dia.
Waktu itu tanggal 24 mei 2011 di acara PENSI SMK Negeri 1 Kota Serang (Rangkaian dari pelepasan kelas 12).
Masih sama dadaku berdetak kencang, rasa canggung, senang bercampur menjadi satu paket saat kedua mataku bertatapan dengan matanya.
Tak banyak kata yang terucap dari bibirku dan bibirnya, hanya sebatas tatapan mata itu. Aku tidak mengerti mengapa rasa itu timbul dihati ini? Apa aku menyukainya? Ohhh tidak, jangan! Apabila benar terjadi, akan nada hati yang terluka.
Ya, posisi aku saat ini terjepit karena aku telah memiliki pacar. Dan hubungan ini belum genap 1 bulan, jadi tidak mungkin aku bermain nakal dengan dia.
Singkat cerita, dari pertemuan waktu itu membuat hubungan aku dan dia kembali terjalin. Sebenarnya aku takut untuk melanjutkan komuikasi yang semakin sering ini, aku takut rasa yang waktu itu ada timbul kembali. Kebetulan hubungan aku dan pacar sedang tidak akur, sudah lama komunikasi kita terputus. Aku tidak mengerti dengan sikapnya pacar yang mudah pergi, mudah juga datangnya ya bisa dibilang seperti jelangkung. Jujur aku lelah dengan hubungan seperti ini dia ingin dimengerti, tapi dia tidak bisa mengerti. Semakin lama hubungan aku dan pacar terasa semakin benar-benar jauh. Dalam hati terus bertanya, aku salah? Aku salah? Aku salah apa? Aku sudah mencoba menghubunginya, tapi tidak pernah ada tanggapan apapun dia seperti menghindar. Kalau memang dia sudah bosan dengan hubungan ini, ya akhirilah. Hati inipun terasa semakin sakit, ketika tepat tanggal 27 mei 2011 dihari ulang tahunku tidak ada satupun ucapan ‘SELAMAT ULANG TAHUN’ dari dia. Kalau memang tidak bisa datang ke rumah, setidaknya dia sms/tlp dong!!!!!. Hati pacar mana sih yang tidak kecewa, sedih kalau dihari ulang tahunnya dicuekin secueknya. Aku tidak terlalu berharap dapat surprise special ataupun kado yang mahal dari dia, aku hanya ingin ada dia dihari bahagianya aku karena itu jauh lebih dari special. Apa itu salah?????.
Tanggal
30 mei 2011 aku dan keluarga ada kunjungan kerumah salah satu kakaknya ayah di
daerah sepong, tangerang. Kunjungan aku saat itu untuk menumpang tidur, karena
aku akan mengikuti test SNMPTN yang kedua kalinya. Ya setelah tahun lalu GAGAL,
karena masih penasaran akhirnya aku mencoba ikut lagi. Dalam perjalanan aku
mencoba menghubungi pacar via sms, sebenarnya masih ada rasa kecewa dan sedih
juga tapi aku lupakan sejenak.
Aku: Assalammualaikum, aa aku pamit ya mau ke serpong ke rumah kakaknya ayah. Mau numpang tidur, besok aku test SNMPTN minta doanya.
Pacar: Walaikumsalam,
iya neng hati-hati, sukses testnya.
Ya hanya itu saja balasan
sms dari dia, aku kira akan ada ucapan permintaan maaf nyatanya tidak
#MENGECEWAKAN. Karena merasa penasaran aku memberanikan diri untuk bertanya
pada dia soal hal itu.
Aku: Aa aku mau tanya, kenapa pas aku ulang tahun gak ada satupun ucapan selamat dari aanya? Aa lupa kalau pacarnya ulang tahun? Atau bermaksud pura-pura lupa?.
Pacar: Maaf neng, tadinya hari ini aku mau kerumah kamu.
Aku: Aa aku mau tanya, kenapa pas aku ulang tahun gak ada satupun ucapan selamat dari aanya? Aa lupa kalau pacarnya ulang tahun? Atau bermaksud pura-pura lupa?.
Pacar: Maaf neng, tadinya hari ini aku mau kerumah kamu.
Lagi dan lagi balasan yang #MENGECEWAKAN.
Aku tidak lagi balas smsnya,
untuk apa juga? Palingan hanya jawaban singkat, padat dan jelas saja yang dia
katakan. Aku kira dia akan inisiatif untuk sms lagi, ternyata setelah aku
menunggu memang tidak dan tidak akan pernah sepertinya. Oke, matikan handphone
dan lanjut tidur sambil menunggu sampai tempat tujuan.
Setelah
2 hari mengikuti test SNMPTN yang cukup membuat otakku sedikit bergeser, aku
memutuskan untuk langsung kembali ke rumah. Rasanya aku tidak nyaman kalau
harus lebih lama lagi berada disini ya walaupun ini rumah saudaraku sendiri
tapi tetap saja terasa agak aneh. Selagi
menunggu kedatangan kedua uwaku (Panggilan untuk kakaknya ayah) aku mencoba menghubungi
dia (I). Kenapa (I) kenapa bukan pacar? Entahlah, hanya hatiku yang
mengetahuinya.
Aku: Haiiiii akang (panggilan sayang ceritanya, hhhhhaaaaa) besok nonton yuk, ngehilangin stress abis test nweh.
Aku: Haiiiii akang (panggilan sayang ceritanya, hhhhhaaaaa) besok nonton yuk, ngehilangin stress abis test nweh.
Akang: Hai
neng, hayu kebetulan besok aku libur kerja.
Horeeeee ucap aku dalam hati
yang diiringi dengan senyum lebar dibibir, dan aku kembali membalas smsnya.
Aku: Sieppppp, soal waktu dan tempat kita ketemuan aku kabari lagi nanti ya.
Akang: Oke, yaudah aku lanjut kerja dulu ya.
Aku: Iyaaa, selamat melanjutkan pekerjaannya kembali.
Aku: Sieppppp, soal waktu dan tempat kita ketemuan aku kabari lagi nanti ya.
Akang: Oke, yaudah aku lanjut kerja dulu ya.
Aku: Iyaaa, selamat melanjutkan pekerjaannya kembali.
Hari
yang dinantipun tiba, siang ini aku akan bertemu dengan dia dan ini adalah hari
pertama aku jalan dengan dia. OMG detak jantung aku bergemuruh kembali kali ini
lebih dahsyat. Setelah merasa siap dengan kostum dan attribute yang aku pakai,
aku langsung pamit ke kedua orang tuaku. Aku sengaja tidak menyuruh dia
menjemput dirumah, karena dia belum tahu lokasi kediamanku. Dalam perjalan aku merasa sangat gugup,
rasanya banyak pertanyaan yang berkumpul didalam otakku ini. Pandangan mataku
sudah melihat sosoknya, dan diapun sudah melihat aku. Dengan tersenyum manis
aku menjabat tangannya, dan tanpa banyak kata aku langsung saja naik ke
motornya. Dalam perjalan tidak banyak
kata yang terucap dari kita berdua, ya mungkin kita masih sama-sama canggung. Sudah 1 jam melewati jalanan yang panas,
berdebu dan padat akhirnya kita sampai juga ditempat tujuan. Setelah memarkir
motor, kita langsung menuju studio 21. Film yang kita pilih, ehhh lebih
tepatnya aku yang memilih itu PUPUS film yang dibintangi Donita dan Marcell
Chandrawinata. Ternyata film yang akan kita tonton waktunya masih 30 menit lagi,
jadi setelah membeli tiket kita mampir untuk mencari cemilan. Dan setelah
berfikir beberapa menit kita memutuskan untuk memesan 2 mangkuk siomay &
jus strawberry untukku , jus buah naga untuk dia. Didalam 1 mangkuk siomay
punyaku berisi aci, tahu, kentang & kol. Ooohhhhh no, aku gak pernah makan
siomay dilengkapi dengan kol. Tapi aku tidak enak jika harus menyisakan makanan
dimangkuk ku itu, akhirnya aku mencoba memakannya dan enak ternyata. Wahhhhh
dia hebat ya, berhasil bikin aku memakan makanan yang awalnya aku hindari
(Gumamku dalam hati). Selama menikmati kedua menu yang masing-masing kita
pesan, masih sama saja tidak banyak kata yang kita keluarkan. Mangkuk dan gelas
yang awalnya berisi makanan dan minuman telah habis kita santap, dan setelah
dia membayar jumlah biayanya kita langsung menuju studio 21 karena sebentar
lagi filmnya akan segera dimulai. Kita duduk dikursi F15 & F16, selama film
dimulaipun masih tetap tidak banyak kata yang kita keluarkan ya hanya 3 sampai
5 kata saja mungkin. Pukul 16.25 wib film yang kita tonton selesai, dan kita
langsung menuju musholla karena dia harus shalat ashar kalau aku lagi libur
hhheeeee. Selesai dia shalat kita langsung menuju parkiran untuk bergegas
pulang. Namun dalam perjalanan dia membuka obrolan.
"Mau langsung pulang apa main dulu, neng?. Tanyanya dia padaku.
"Terserah akang aja?". Ucapku singkat.
"Main dulu ya, neng?. Pinta dia.
"Owh yaudah hayuuu, kang". Kataku bersemangat.
"Eeehhhhh tapi udah neng, lngsung pulang saja ya". Ucapnya sambil melirikku.
"Owh iya dweh, kang". Jawabku sedikit lesu.
Jujur sedikit kecewa sebenarnya, tapi yasudahlah mungkin lain kali bisa lebih lama lagi jalan barengnya. Kembali 1 jam kita melewati jalanan yang masih tetap panas padahal sudah sore, berdebu dan padat. Sesampainya dirumah, aku menyuruh dia untuk mampir dulu ke rumah. Aku kira dia akan menolak ternyata tidak, senangnya. Dia segera ku kenalkan ke kedua orang tua dan adikku, setelah berkenalan aku persilahkan dia duduk dikursi tamuku dan aku izin ke belakang untuk mengambil segelas air dan cemilan tak lupa aku juga mengambil 1 buah dvd music untuk kita tonton. Waktu berjalan terasa cepat, hingga akhirnya dia pamit untuk pulang.
"Mau langsung pulang apa main dulu, neng?. Tanyanya dia padaku.
"Terserah akang aja?". Ucapku singkat.
"Main dulu ya, neng?. Pinta dia.
"Owh yaudah hayuuu, kang". Kataku bersemangat.
"Eeehhhhh tapi udah neng, lngsung pulang saja ya". Ucapnya sambil melirikku.
"Owh iya dweh, kang". Jawabku sedikit lesu.
Jujur sedikit kecewa sebenarnya, tapi yasudahlah mungkin lain kali bisa lebih lama lagi jalan barengnya. Kembali 1 jam kita melewati jalanan yang masih tetap panas padahal sudah sore, berdebu dan padat. Sesampainya dirumah, aku menyuruh dia untuk mampir dulu ke rumah. Aku kira dia akan menolak ternyata tidak, senangnya. Dia segera ku kenalkan ke kedua orang tua dan adikku, setelah berkenalan aku persilahkan dia duduk dikursi tamuku dan aku izin ke belakang untuk mengambil segelas air dan cemilan tak lupa aku juga mengambil 1 buah dvd music untuk kita tonton. Waktu berjalan terasa cepat, hingga akhirnya dia pamit untuk pulang.
Malam
minggu kali ini awalnya aku memutuskan untuk dirumah saja, badan terasa cape
karena perjalanan tadi siang ke acara pernikahan salah satu teman SMK aku dulu.
Namun tiba-tiba handphone berdering tanda sms masuk, aku langsung membuka pesan
itu berharap pacar yang memberi kabar. Ternyata bukan daripacar, tapi dari dia
(I).
Akang: Selamat malam neng, malam ini ada acara gak?.
Aku: Malam juga, gak ada ko kenapa?.
Akang: Jalan yuk neng.
Aku: Hayuuuuu, kang.
Akang: Oke, aku jemput ke rumah sekarang ya.
Aku segera bergegas untuk
menyiapkan diri, agar ketika dia sampai dirumah tidak harus menunggu lagi. 20
menit akhirnya selesai juga persiapanku. Tak lama diapun sampai dirumah, aku
langsung membuka pintu rumah dan pagar. Aku jabat tangan dia, dan aku
persilahkan dia masuk untuk pamit ke kedua orang tuaku. Setelah berpamitan,
kita bergegas pergi agar tidak terlalu malam pulangnya. Diperjalanan dia
bertanya padaku.
"Neng, suka durian gak?". Tanyanya padaku.
"Neng, suka durian gak?". Tanyanya padaku.
Aku tidak langsung
menjawabnya, aku terdiam sejenak. Jujur sebenarnya aku tidak suka durian, tapi
aku tidak enak jika harus menolak. Dan akupun akhirnya sedikit berbohong
padanya.
"Iya suka". Jawabku singkat
"Kita ke kedai sop duren aja ya". Ajak dia.
"Iya kang". Jawabku masih singkat.
"Iya suka". Jawabku singkat
"Kita ke kedai sop duren aja ya". Ajak dia.
"Iya kang". Jawabku masih singkat.
Sesampainya di kedai sop
durian aku disuruh cari tempat dan dia yang memesan menunya. Selagi menunggu
dia, aku mengecheck hp ku sebab pas tadi dijalan aku beberapa kali mendengar hp
ku terus berdering. Ddduuuaaarrrrr, aku shock melihat pemberitahuan di hp ku
ternyata pacar beberapa kali menelp dan smsin aku. Haduhhhhh baiknya aku balas
atau tidak ya, (Gumamku dalam hati). Dan keputusannya aku abaikan, dan aku
masukan hp ku kedalam tas lagi. Tak lama diapun menemaniku duduk, dan mulai
membuka obrolan.
"Teman aku dulu pernah diajak kesini, eh ternyata dianya gak suka durian. Mankanya tadi aku nanya dulu sama nengnya suka apa gak". Celotehnya dia.
"Owh terus gak dimakan dong sop duriannya?". Tanyaku padanya.
"Iya gak dimakan, jadinya mubazir". Ucapnya agak kesal.
"Teman aku dulu pernah diajak kesini, eh ternyata dianya gak suka durian. Mankanya tadi aku nanya dulu sama nengnya suka apa gak". Celotehnya dia.
"Owh terus gak dimakan dong sop duriannya?". Tanyaku padanya.
"Iya gak dimakan, jadinya mubazir". Ucapnya agak kesal.
10 menit menunggu pesananpun
datang. Aku agak ragu untuk manyantapnya, tapi lagi dan lagi dia berhasil bikin
aku menikmati makanan yang sering dihindari. Mungkinkah ini keajaiban cinta?
Hhhhhaaaaa. Tidak butuh waktu lama untuk
kita menghabiskan semangkuk sop durian itu, karena porsinyapun tidak terlalu
besar. Karena kedai semakin rame, kita memutuskan langsung meninggalkan kedai
itu. Dari kedai itu dia mengajak aku untuk mencari musholla/masjid, untuk
menunaikan shalat is’ya. Ketika kita sudah sampai disalah satu masjid,
sayangnya masjidnya tertutup. Dia
menghentikan motornya, dan kita sedikit berbincang diatas motor.
"Jangan langsung pulang dulu ya" Kata dia merayuku.
"Memang mau kemana lagi, kang?". Tanyaku penasaran.
"Cari musholla/masjid lagi neng". Ucapnya dengan raut muka meminta.
"Jangan langsung pulang dulu ya" Kata dia merayuku.
"Memang mau kemana lagi, kang?". Tanyaku penasaran.
"Cari musholla/masjid lagi neng". Ucapnya dengan raut muka meminta.
Aku melirik jam yang melekat
di pergelangan tangan kiriku, sebelum aku menjawab permintaannya. Ternyata
waktu itu masih sekitar pukul 20.30 wib, jadi aku mengiyakan permintaanya. Tanpa
membuang waktu, dia langsung menyalakan mesin motornya dan bergegas mencari musholla
ataupun masjid terdekat. Setelah 10
menitan mencari dan mencari, akhirnya kita menemukan mushollanya. Dia segera
mengambil air wudhu sedang aku menunggu di teras musholla itu. Kurang lebih 15
menitan aku menunggu, diapun menghampiri. Aku kira kita akan langsung
meninggalkan musholla itu, tapi dia mengajakku untuk tetap duduk dan diapun
duduk disampingku. Aku agak gugup sebab sepertinya akan ada hal yang cukup
serius yang ingin dia sampaikan.
"Neng, sebenarnya aku mau ngungkapin hal ini udah cukup lama tapi kesempatannya baru datang sekarang". Ucap dia dengan mimik muka serius.
"Ngungkapin apa, kang? Mukanya serius banget sih, jadi takut". Ucapku dengan tampang yang cukup polos.
"Aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu, kamu mau gak jadi seseorang yang mendampingi aku?". Tatapan matanya seraya menusuk tepat dihatiku.
"Neng, sebenarnya aku mau ngungkapin hal ini udah cukup lama tapi kesempatannya baru datang sekarang". Ucap dia dengan mimik muka serius.
"Ngungkapin apa, kang? Mukanya serius banget sih, jadi takut". Ucapku dengan tampang yang cukup polos.
"Aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu, kamu mau gak jadi seseorang yang mendampingi aku?". Tatapan matanya seraya menusuk tepat dihatiku.
Duarrrrr hatiku rasanya
ingin meledak saat itu juga, aku benar-benar kaget, aku tidak menyangka kalau
dia akan mungutarakan perasaannya secepat itu.Yang bikin aku tambah deggg... deggg... serrrrr itu kata-katanya dia itu lohhh "mendampingi" udah kaia yang mau ngelamar aja.
"Akang serius?". Ya hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku.
"Iya neng". Jawabnya berusaha meyakinkan aku.
"Harus dijawab sekarang?". Ucapku terbata-bata.
"Iya". Ucapnya singkat.
"Tapi, aku belum bisa kasih jawaban sekarang. Aku masih butuh waktu". Kataku dengan nada suara yang memohon.
"Sampai kapan, neng?". Tanyanya penasaran.
"Aku belum bisa memastikan, kang". Jawabku dengan muka tertunduk.
"Owh yasudah aku tunggu". Ucapnya dengan senyuman tertahan.
"Yuk kita pulang". Ajaknya sedikit tidak bersemangat.
"Akang serius?". Ya hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku.
"Iya neng". Jawabnya berusaha meyakinkan aku.
"Harus dijawab sekarang?". Ucapku terbata-bata.
"Iya". Ucapnya singkat.
"Tapi, aku belum bisa kasih jawaban sekarang. Aku masih butuh waktu". Kataku dengan nada suara yang memohon.
"Sampai kapan, neng?". Tanyanya penasaran.
"Aku belum bisa memastikan, kang". Jawabku dengan muka tertunduk.
"Owh yasudah aku tunggu". Ucapnya dengan senyuman tertahan.
"Yuk kita pulang". Ajaknya sedikit tidak bersemangat.
Aku hanya menganggukan
kepalaku, aku benar-benar merasa tak enak. Tapi, mau gimana lagi posisi aku
saat ini tidak pas. Jika aku langsung menerima dia, berarti aku menduakan dia
dan pacar aku sebelumnya. Aku akan merasa lebih bersalah lagi jika harus
melakukan hal itu.
Sesampainya dirumah aku
terus berfikir dan berfiir lagi. Ketika aku sedang berfikir, tiba-tiba
handphoneku berdering tanda tlp masuk. Tertera ‘Aa bebek (Panggilan sayangku ke
pacar)’ di layar handphoneku, aku langsung saja mengangkat tlpnya.
Aku: Assalammualaiku, a.
Pacar: Walaikumsalam, neng kemana aja baru angkat tlpnya?.
Aku: Maaf aa aku tadi lagi dijalan abis keluar sama adik. Aku berbohong (Gumamku dalam hati).
Pacar: Yakin sama adik? Terus beberapa hari ini kemana aja? Katanya hari kamis kemaren abis nonton, sama siapa?.
Aku: Iya ko yakin,a. Iya, aku nonton sama teman cowok SMK aku dulu. Dalam hati aku berkata (Mampus lohhh dia introgasi).
Aku: Assalammualaiku, a.
Pacar: Walaikumsalam, neng kemana aja baru angkat tlpnya?.
Aku: Maaf aa aku tadi lagi dijalan abis keluar sama adik. Aku berbohong (Gumamku dalam hati).
Pacar: Yakin sama adik? Terus beberapa hari ini kemana aja? Katanya hari kamis kemaren abis nonton, sama siapa?.
Aku: Iya ko yakin,a. Iya, aku nonton sama teman cowok SMK aku dulu. Dalam hati aku berkata (Mampus lohhh dia introgasi).
Dia menarik nafas agak
panjang lalu berkata.
Pacar: Sama teman cowok neng? Jujur aku kaget pas tahu kalau neng jalan sama teman cowoknya. Maaf kalau aku gak bisa nemenin neng, tapi kenapa neng harus jalan sama teman cowoknya. Nada suara dia terdengar sedikit kesal tertahan.
Pacar: Sama teman cowok neng? Jujur aku kaget pas tahu kalau neng jalan sama teman cowoknya. Maaf kalau aku gak bisa nemenin neng, tapi kenapa neng harus jalan sama teman cowoknya. Nada suara dia terdengar sedikit kesal tertahan.
Deggggg aku tidak mampu
berkata apa-apa lagi, rasanya ingin segera aku banting saja handphoneku itu.
Aku: Iya aa maafin aku, gak seharusnya aku ngajak dia nonton. Ya hanya itu kata yang dapat keluar dari mulutku.
Pacar: Yaudahlah, udah dulu ya neng. Kemudian dia menutup tlpnya.
Aku: Iya aa maafin aku, gak seharusnya aku ngajak dia nonton. Ya hanya itu kata yang dapat keluar dari mulutku.
Pacar: Yaudahlah, udah dulu ya neng. Kemudian dia menutup tlpnya.
Bibirku kaku, tatapanku
kosong, OMG dia sepertinya benar-benar sangat marah akan sikapku. Akupun langsung mengirim sms
ke dia.
Aku: Aa aku benar-benar minta maaf atas kesalahan aku.
Aku: Aa aku benar-benar minta maaf atas kesalahan aku.
Aku kemudian berfikir
daripada aku terus menyakiti hati dia, apa lebih baik aku akhiri hubungan ini saja?.
Ya daripada hati aku terbagi-bagi, karena harus diakui aku telah memiliki rasa
padanya (I) bahkan lebih besar untuk dia daripada pacarku sendiri.kemudia ku
mengirim sms lagi ke pacarku.
Aku: Aa, benar-benar marah ya sama aku? Aa kalau memang begitu hubungan ini kita akhiri saja ya, aku takut hanya bisa bikin hati aanya sakit . OMG apa sudah benar kata-kata yang aku kirim untuknya? Tanyaku dalam hati.
Aku: Aa, benar-benar marah ya sama aku? Aa kalau memang begitu hubungan ini kita akhiri saja ya, aku takut hanya bisa bikin hati aanya sakit . OMG apa sudah benar kata-kata yang aku kirim untuknya? Tanyaku dalam hati.
Sudah beberapa menit aku
menunggu tapi tidak ada satupun balasan sms dari dia. Kemudia aku sms dia lagi.
Aku: Aa sekali lagi aku minta maaf. Yang perlu aa tahu aku sayang sama aa, aa itu pacar pertama aku. Aa orang pertama yang mengajari aku arti mencintai, menyayangi, juga memiliki. Tapi aku merasa, sepertinya hubungan ini tidak bisa untuk dilanjuti lagi. Aku harap kita masih bisa berhubungan baik, walaupun kita sudah tidak bersama. Terimakasih sudah sempat mengisi dan melewati hari-hari bersamaku.
Aku: Aa sekali lagi aku minta maaf. Yang perlu aa tahu aku sayang sama aa, aa itu pacar pertama aku. Aa orang pertama yang mengajari aku arti mencintai, menyayangi, juga memiliki. Tapi aku merasa, sepertinya hubungan ini tidak bisa untuk dilanjuti lagi. Aku harap kita masih bisa berhubungan baik, walaupun kita sudah tidak bersama. Terimakasih sudah sempat mengisi dan melewati hari-hari bersamaku.
Entah mengapa aku merasa sangat lega setelah mengirim kata-kata seperti itu kepadanya. Dan hatikupun berteriak horeeeee sekarang aku ‘JOMBLO’. Aneh????? Dimana-mana kalau seseorang yang baru putus itu sedih, tapi kenapa aku sepertinya kelihatan senang? Entahlah mungkin hatiku sedikit rusak (Ucapku sambil tersenyum tipis). Aku kira dia akan balas smsku, tapi nyatanya sudah sekian menit bahkan jam tidak ada satupun sms dari dia. Yasudahlah mungkin bagi dia smsku sudah tidak penting lagi.
1 minggu kemudian.
Tidak terasa sudah 1 minggu saja aku berpredikat ‘JOMBLO’,
namun sepertinya ini hari terakhir predikat itu menempel padaku. Karena hari
ini di tanggal 11 juni 2011 tepat dihari ulang tahunnya dia (I) aku akan
menjawab pertanyaan yang sempat dia tanyakan padaku. Siang ini aku akan pergi
kesalah satu pantai yang cukup terkenal dikotaku, aku tidak pergi berdua saja
tapi dengan teman-temanku juga. 1 jam lebih waktu yang kita tempuh untuk sampai
dipantai itu. Setelah sampai disana kita bergegas menuju musholla untukshalat
dzuhur. Selesai shalat, kita langsung bermain-main air dipantai itu. Ketika sedang
bersenda gurau bersama yang lainnya, tiba-tiba dia (I) menarik tangaku untuk
agak menjauh dari kerumunan yang lain.
"Neng, gimana jawaban yang waktu itu? Udah ada kan?". Tanya dia meyelidik.
"Hemppppp… Mau tahu banget ya, kang?". Ledekku dengan senyuman lebar.
"Iyaaaaaaaaaaaaa". Katanya semakin penasaran.
"Yaudah kang, kita jalani saja". Kataku singkat dengan senyum yang lebih manis dan rona merah di kedua pipi.
"Neng, gimana jawaban yang waktu itu? Udah ada kan?". Tanya dia meyelidik.
"Hemppppp… Mau tahu banget ya, kang?". Ledekku dengan senyuman lebar.
"Iyaaaaaaaaaaaaa". Katanya semakin penasaran.
"Yaudah kang, kita jalani saja". Kataku singkat dengan senyum yang lebih manis dan rona merah di kedua pipi.
Diapun
tersenyum sangat
manis dan terlihat lega, karena pertanyaannya berbuah hasil yang manis
pula. Yyyyyeeeeeaaaaahhhhh
hatiku berteriak, horeeeee aku sudah tidak ‘JOMBLO’ lagi. Aku sengaja
menggantungkan pertanyaan dia karena posisiku saat itu masih menjadi
milik orang lain, aku tidak mau jadi seorang cewek yang bermain api. Dan
lagi kenapa aku memberi waktu hingga hari ini, karena hari ini
bertepatan dengan hari ulang tahun dia. Ya jadi ini seperti kado manis
untuk dia.
Karena status baru aku dan dia (I) yang sekarang telah
resmi berpacaran, panngilan sayang kitapun berubah. Dia yang awalnya panngil
aku dengan sebutan neng kini berubah menjadi beib, akupun begitu memanggil dia
dengan sebutan beib tidak akang lagi. Namun terkadang aku suka memanggil dia
dengan sebutan ‘PINO’ kenapa? Karena hidung dia mancung seperti pinokio.
Hari-hari yang ku lewati semenjak hadirnya dia menjadi
lebih berwarna, dia mampu membuat bibir ku ini terus memancarkan senyum
indahnya. Aku sangat bahagia memilikinya dia begitu mencintai, menyayangi dan
memperhatikan aku. Tak pernah ada satupun tetes air mata yang jatuh karena dia.
Namun setelah menuju bulan kedua, sikap dia mulai berbeda. Yang awalnya begitu
perhatian tiba-tiba berubah menjadi sangat cuek, diapun jadi susah untuk
dihubungi. Aku cukup kaget dengan perubahan dia yang sedratis ini, dan aku
berfikir apa aku punya salah sama dia? Apa aku menyakiti hati dia? Atau
mungkinkah dia lelah dengan hubungan ini? Atau dia sudah bosan dengan hubungan
ini?. Aku terus bertanya dan bertanya pada hatiku. Dan terbesit dalam
fikiranku, apa dia akan meninggalkan aku?. Tak terasa air mata ku mulai menetes
sedikit demi sedikit, ini air mata pertama yang jatuh karena dia. Namun aku
mencoba menghilangkan pikiran-pikiran negative itu, aku berusah tetap berfikir positive.
Beberapa hari tidak ada kabar dari dia, tiba-tiba saja handphoneku berdering
tanda sms masuk dan ternyata dari dia.
Beib: Selamat tidur, mimpi indah (S).
Beib: Selamat tidur, mimpi indah (S).
Aku tertegun membaca smsnya,
sejak kapan aku berubah nama? Akupun langsung balas sms itu.
Aku: kamu salah kirim ya?.
Beib: Ehhh beib maaf, aku terlalu mikirin kamu jadi salah kirim.
Aku: kamu salah kirim ya?.
Beib: Ehhh beib maaf, aku terlalu mikirin kamu jadi salah kirim.
Aku mengerutkan keningku,
sudah lama tak ada kabar sekalinya ada kabar dia malah mengirim sms yang
seperti itu? Aku bingung, harus marah atau bagaimana?. Aku mencoba balas
smsnya.
Aku: Terlalu mikirin aku? Kalau memang terlalu mikirin aku, kenapa kamu baru muncul sekarang? Kamu kemana saja selama ini? Tahu-tahu sms yang isinya bikin hati aku sakit.
Aku: Terlalu mikirin aku? Kalau memang terlalu mikirin aku, kenapa kamu baru muncul sekarang? Kamu kemana saja selama ini? Tahu-tahu sms yang isinya bikin hati aku sakit.
Setelah beberapa menit aku
menunggu balasan dar dia, nyatanya dia tidak balas sms aku juga. Hhhhhuuuuaaaaaahhhhh
hati aku seperti di iris-iris pisau daging yang tajam. Karena terlalu lelah
menunggu aku memutuskan untuk pergi tidur saja.
Beberapa
hari setelah kejadian malam itu aku dan dia tidak ada komunikasi. Aku sebenarnya
ingin menghubungi dia terlebih dahulu, tapi di sisi lalin aku ingin dia yang menghubungi
aku terlebih dahulu. Aku berfikir, dia kan yang punya salah sama aku kenapa sih
dia gak ada inisiatif untuk menghubungi aku. Namun aku kembali berfikir, jika
terus seperti ini tidak ada yang mau mengalah sampai kapapun masalahnya gak
akan pernah selesai. Akhirnya aku mengalah, aku mencoba menghubungi dia. Namun apa
yang ku dapat mengecewakan dia tidak membalas smsku, aku tlppun tidak dia
angkat. Sesibuk apakah dia, hingga tidak mampu sebentar saja membalas atau
mengangkat tlp aku?. Karena sudah beberapa kali aku sms dan tlp, namun tidak
ada satupun responenya aku berhenti menghubungi dia. Waktu
terus bergulir, namun hubungan aku dan dia masih terganjal oleh masalah kita
masih belum akur. Diapun semakin sulit untuk dihubungi, dia seperti hilang
ditelan mahluk halus. Hingga akhirnya dimalam itu aku merasakan sangat lelah,
dan aku mencoba mengirim dia sms dari sepenggal lagu Rossa – Hati Yang Kau Sakiti.
Aku: Ku menangis… melepaskan
kepergian dirimu dari sisi hidupku.
Harus slalu kau tahu.
Akulah hati yang telah kau sakiti.
Aku: Ku menangis… melepaskan
kepergian dirimu dari sisi hidupku.
Harus slalu kau tahu.
Akulah hati yang telah kau sakiti.
Berharap dapat balasan dari
dia, namun nyatanya nihil dia gak balas sms aku. Akupun akhirnya memutuskan
untuk tidur saja.
Pagi harinya sekitar pukul 09.00 wib, hanphone ku
berdering tanda sms masuk. Aku berharap dari dia, dan benar ternyata dia yang
sms.
Beib: Beib maaf atas sikap aku selama ini, sekarang aku terserah kamu aja maunya gimana?.
Beib: Beib maaf atas sikap aku selama ini, sekarang aku terserah kamu aja maunya gimana?.
Aku berfikir sejenak sebelum
membalas smsnya dia. Jujur aku berat untuk mengambil keputusan, namun aku juga
gak mau terlilit dalam situasi yang seperti ini lebih lama lagi. Dan aku gak
mau terus menyiksa hatiku dengan sikap dia yang mudah berubah-ubah. lalu aku mulai mengetik sms untuknya.
Aku: Maafin aku juga beib, kalau aku punya salah sama kamu. But, I’m sorry goodbye.
Aku: Maafin aku juga beib, kalau aku punya salah sama kamu. But, I’m sorry goodbye.
Ya begitulah isi smsku
singkat, padat dan jelas. Diapun akan segera mengerti apa yang aku mau. Aku menunggu balasan sms dar
dia, berharap ada pembelaan dari dia. Tapi, lagi dan lagi dia tidak
membalasnya. Mungkin dia sudah menerima keputusanku, ya mungkin memang itu juga
yang dia mau.
Hhhuuuffttt……… Awalnya aku kira dia akan menjadi
#TulangRusukPermanen ku, tapi kenyataanya dia hanya menjadi #TulangRusukSusu ku
sama seperti yang sebelumnya. Yasudlah tidak usah terlalu diratapi, nanti juga
akan datang #TulangRusukPermanen ku bisa jadi dia atau mungkin orang yang baru.
Cerita ini aku buat sesuai dengan pengalaman pribadiku dan untuk
mengikuti #SayembaraTulangRusukSusu yang diadakan pihak @Bukune dan Bos kribo
kesayangan @indrawidjaya.
Gak terlalu berharap menang, yang penting bos kribo bisa baca hasil karya aku dengan senyum manis yang merekah dibibirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar